Flashback episode sebelumnya Lee Yeon dan Mu Yeong di tangkap sosok bertudung. Dua wanita mengeksekusi mereka, setelah sadar Lee Yeon membangunkan Mu Yeong dan memeriksa darah di hadapannya bukan darah asli.
Di tengah kebingungan Lee Yeon dan Mu Yeong, dua wanita yang tadi memenggal mereka berbalik dan mempromosikan pangasah golok. Dua wanita tersebut ternyata bintang utama sebuah iklan.
Lee Yeon mengambil sebuah naskah dari seorang staff yang lewat disebelahnya, naskah tersebut bertuliskan 'Pengantin Jang San Beom'.
"Ini adalah lokasi syuting serial TV, bukan era Dinasti Joseon ." ucap Lee Yeon.
"Jadi ini adalah dunia yang dia ciptakan." lanjut Mu Yeong
"Pertama - tama mari kita keluar dari lokasi syuting ini." Lee Yeon dan Mu Yeong bergegas meninggalkan lokasi syuting, pada saat melihat gadis kecil yang mereka temui memakan popcorn Lee Yeon berkomentar.
"Ini serial TV atau iklan si**an? Naskahnya omong kosong dan tidak lengkap."
"Lihat secara detail, ini memang lokasi syuting. Tidak peduli seberapa kuatpun iblis, tidak akan bisa melintasi waktu."
"Kemana perginya Hong Joo?" tanya Mu Yeong
Seseorang berseru pemeran utama wanita telah tiba. "S**l bagaimana kita menemukannya!" gerutu Lee Yeon.
"Mari kita cari di sebelah sana."
Hong Joo dengan pakaian casual dan kaca mata hitam keluar dari mobil, Mu Yeong dan Lee Yeon yang melihatnya berlari mendekat.
"Hong Joo " panggil Lee Yeon
"Syukurlah kau selamat." Mu Yeong berkata sambil memegang lengan Hong Joo. Hong Joo refleks dan menghindari Mu Yeong.
"Apa ini. Siapa mereka?" tanyanya kepada seorang staff.
"Ini pria no. 4 dan 5." Jelas staff.
"Sejak kapan pemeran pendukung bisa bicara denganku?" ucap Hong Joo kesal.
"Maaf Nyonya, mereka adalah orang baru." ujar staff.
"Suruh mereka pergi." Hong Joo berlalu pergi dengan staff dan managernya. Lee Yeon dan Mu Yeong memperhatikannya dengan keheranan.
"Itu benar Hong Joo kan?" tanya Lee Yeon
"Kenapa dia tidak mengenali kita?" tanya Mu Yeong bingung.
"Apa dia terkena sihir Jang San Beom?"
"Ini tidak bisa dibiarkan. Mari kita keluarkan dia dari sini." ucap Mu Yeong sambil pergi menyusul Hong Joo.
"Tetapi mengapa dia pemeran utama saat aku artis pendukung dengan peran kecil. Mengapa kau No. 4 dan aku No. 5?" Lee Yeon terus protes. Mu Yeong mulai kesal dengan celoteh Lee Yeon menghentikan langkahnya.
"Apa itu masalah penting sekarang?" tanya Mu Yeong kesal.
"Tentu saja. Jang San Beom si ba***at itu..." jawab Lee Yeon kesal.
Seseorang berteriak "Siap!Action!"
Gambar Lee Yeon dan Mu Yeong menjad tidak jelas sampai mereka menghilang.
Lee Yeon dan Mu Yeong tiba - tiba berada di suatu tempat memakai baju tradisional Korea.
"Dimana ini?" tanya Lee Yeon sambil melihat sekeliling.
"Mengapa kita disini?" Mu Yeong sama bingungnya dengan temannya. Saat bertatapan Lee Yeon dan Mu Yeong saling menunjuk satu sama lain.
"Hei,,, bajumu... Topi, apalagi sekarang?" tanya Lee Yeon memegangi topinya, sementara Mu Yeong melihat kostum yang dia pakai. Di tengah kebingungan Lee Yeon dan Mu Yeong, Hong Joo tiba dan berkata.
"Siapa disana?"
"Hong Joo." sahut Lee Yeon dan Mu Yeong.
"Ini aku Mu Yeong." Mu Yeong kembali memperkenalkan dirinya.
"Dia Mu Yeong.." Yeon mengulangi ucapan temannya.
"Mu Yeong?" tanya Hong Joo
"Mengapa kau tidak mengenaliku. temanmu..."
"Aku menderita amnesia setelah jatuh ke danau." jelas Hong Joo.
"Sekarang aku mengerti. Lupakan omong kosong ini, ayo pergi dengan kita." Lee Yeon menarik lengan Hong Joo, Hong Joo menariknya kembali dan berkata.
"Aku tidak akan pergi dan tidak bisa pergi." ucap Hong Joo.
"Aku tidak akan pergi dan tidak bisa pergi." ucap Hong Joo.
"Mengapa tidak bisa?" tanya Lee Yeon.
"Karena dia adalah satu - satunya pengantin priaku." ujar Hong Joo dan dia menampar Lee Yeon. Lee Yeon memegang pipinya yang ditampar Hong Joo.
"Sadarlah. Kau ini terkena sihir Jang San Beom.." Lee Yeon memukul perut Hong Joo dan mencoba menyeretnya pergi.
Sutradara yang melihat kejadian itu menghentikan syuting, berdiri dengan marah.
"Oh, apalagi sekarang?" tanya Lee Yeon melihat ke arah Mu Yeong.
Sutradara menghampiri Lee Yeon dan mulai memarahinya.
"Dari agensi mana kau? Beraninya kau memukul artis?"
"Apa ini. Darimana kau mendapatkan si ba***at ini?" tanya Hong Joo kesal.
"Maaf Nyonya, kita akan mengulangnya sekali lagi."
"Sebal..." respons Hong Joo
"Kata siapa?" protes Lee Yeon dan Mu Yeong bersamaan.
Adegan dimana Hong Joo menampar Lee Yeon diulang kembali.
"Apa ini adegan yang tadi?" tanya Lee Yeon kepada Mu Yeong.
"Sepertinya begitu."
"S**l. Hentikan omong kosong ini. Cut..." teriak Lee Yeon.
Adegan yang samapun diulang. Kali ini Lee Yeon menangkis tangan Hong Joo yang hendak menamparnya, namun Hong Joo segera menarik tangannya dan kembali menampar Lee Yeon. Adegan kembali di cut dan diulang. Lee Yeon kembali menghindari tamparan Hong Joo dengan cara menundukkan badannya, saat dia kembali berdiri Hong Joo menamparnya dengan tangan kanan.
"Ini membuatku gila. Kenapa kita mengulang - ulang adegan ini?" komplain Lee Yeon.
"Hei, ini ada naskah." Mu Yeong memberikan naskah kepada Lee Yeon.
Mereka berdua mulai membaca naskah tersebut. Hong Joo pun bergabung dengan mereka meneruskan percakapan sesuai dengan yang tertulis dalam naskah. Saat Hong Joo mengucapkan kata - kata bahwa Lee Yeon ada 2 (seperti yang pernah dia katakan saat Lee Yeon dan Mu Yeong berkelahi di awal pertemuan mereka), Lee Yeon memeriksanya dalam naskah dan berkata kepada Mu Yeong.
"Apa ini? Bagaimana kalimat ini bisa ada dalam naskah? Baji**an itu mengenal kita lebih dari yang kita bayangkan."
"Ini terasa buruk. Mari kita bawa dia pergi dari sini." ajak Mu Yeong. Keduanya mulai menarik Hong Joo untuk pergi. Hong Joo melemparkan kedua temannya hingga terhempas ke tanah dan memulai dialog iklan magoeli.
"Kondisi Hong Joo seperti itu. Dan lagi kita tidak bisa pergi dari sini sesuai dengan kemauan kita sendiri. Dia lebih kuat dari yang kupikirkan." ujar Mu Yeong.
"Hei, mari kita bakar saja seluruh tempat ini." Lee Yeon mengusulkan.
"Apa bisa begitu?" tanya Mu Yeong.
"Tentu saja, lagipula ini semua fantasi. Nyalakan apinya." perintah Lee Yeon.
Mu Yeong mulai membuat api seperti perintah Lee Yeon, tetapi dia hanya bisa membuat api kecil yang kemudian mati.
"Apa yang kau lakukan?" Lee Yeon memukul tangan Mu Yeong dengan kesal.
"Aku tidak bisa membuat api. Kau cobalah!" jawab Mu Yeong.
Lee Yeon mencoba memanggil kilat tetapi tidak berhasil.
"S**l, apa yang terjadi. Kilat, petir tidak ada yang berhasil..."
"Sepertinya kekuatan kita tidak bisa digunakan disini." jelas Mu Yeong. Lee Yeon yang mendengarnya menghela nafas panjang, kemudian menyadari sesuatu dan berkata.
"Sebentar pertunjukan ini judulnya 'Pengantin Jang San Beom', jika Hong Joo adalah pengantinnya maka dia harusnya disini juga." jelasnya.
"Mari kita tangkap dia dulu." ajak Lee Yeon.
Shin Jo menemui Taluipa dan menceritakan kejadian di Myoyeogak serta kepergian Lee Yeon dan Mu Yeong untuk mencari Hong Joo. "Berani sekali mereka dengan gegabah pergi ke tempat seperti itu!" Tuan Hyun memarahi Shin Jo.
"Memang itu tempat apa?" tanya Shin Jo polos. Tuan Hyun menjelaskan bahwa itu adalah tempat kebohongan yang berada diantara alam hidup dan mati. Awalnya terlihat seperti kenyataan tetapi itu adalah taman bermain Iblis yang berumur ribuan tahun. Itu adalah tempat yang tidak bisa dimasuki Dewa dan manusia secara ceroboh.
"Terlebih lagi ini adalah Jang San Beom?" tambah Taluipa.
"Siapa sebenarnya orang ini?" tanya Shin Jo.
"Peniru..." jawab Taluipa lalu mengeluarkan sebuah gulungan gambar harimau.
"Dahulu kala ada seekor harimau yang hidup di Jangsan yang mempunyai kemampuan untuk menirukan makhluk lain. Awalnya dia meniru suara binatang buas, lalu meniru suara manusia. Dan akhirnya dia mulai meniru dewa." jelas Taluipa.
"Dewa yang kau maksud?" Shin Jo tidak mengerti.
"Dia menginginkan posisi Dewa Gunung."
"Dia ingin menjadi Dewa Gunung?" tanya Shin Jo.
"Dia tidak hanya meniru suara. Dia bisa meniru semua yang dia lihat, dia dengar bahkan ingatan seseorang."
"Bagaimana rencana Lee Yeon untuk kembali?" tanya Tuan Hyun.
"Tuan Lee Rang mengikatkan benang sutra kepadanya dan Tuan Lee Rang memegang penggulungnya." jelas Shin jo.
"Jalannya tetap terbuka.." ujar Tuan Hyun.
"Kalian anak bodoh." Taluipa menghardik Shin Jo.
"Mengapa? Apa yang salah?" tanya Shin Jo bingung.
"Dia akan berusaha menyeberang dari dunia itu. Lee Rang ada dalam bahaya." jelas Taluipa.
"Apa?" Shin Jo masih bingung.
Lee Rang menunggu Lee Yeon di dalam ruangan yang penuh dengan tautan benang sutra saat telfon berdering."Hallo...hallo..." ujar suara di sebrang.
"Go Shin Jo?" tanya Lee Rang.
"Tuan Lee Rang, dia datang."
"Apa maksudmu?"
"Sudah tidak ada waktu lagi. Dengarkan aku baik - baik, taruhlah darahmu dibenang. Cepat!"
Lee Rang menuruti kata - kata Shin Jo, menggores jarinya dengan pisau dan melumuri benang sutra dengan darahnya.
"OK! Aku sudah melakukannya." kata Lee Rang.
"Jadi semuanya sudah siap?" suara di sebrang mulai berubah.
"Siap untuk apa?" Lee Rang belum menyadari situasi di hadapannya.
"Untukku memasuki dunia di sana.." ujar suara itu.
Lee Rang yang terkejut menjatuhkan gagang telefon.
"Dia bukan Shin Jo." ujar Lee Rang berusaha menghapus darahnya dari benang sutra. Semakin Lee Rang menggosoknya, darah itu menjalar keseluruh untaian benang dengan cepat.
Shin Jo berusaha menghubungi Lee Rang tetapi tidak dapat terhubung karena jaringan sibuk.
"Pergi dan beritahu dia, apapun yang terjadi dia tidak boleh membiarkan darahnya mengenai benang karena itu seperti undangan bagi mereka." jelas Tuan Hyun.
"Baik Tuan." ucap Shin Jo patuh.
"Jika Lee Rang melepaskan gulungan benang itu, jalan pulang akan menghilang." tambah Taluipa.
"Tuan Lee Rang tidak akan pernah melepaskan gulungan itu." selesai berkata Shin Jo pamit pergi.
"Aku tidak percaya itu Jang San Beom. Apakah kebetulan mereka bertemu dengannya?" kata Tuan Hyun setelah Shin Jo pergi.
"Aku yakin itu ulah Mu Yeong. Dia membutuhkan Jang San Beom untuk menyembuhkan lukanya. Dan juga jelas kebenciannya terhadap Dewa Gunung." jelas Taluipa.
"Istriku, apa yang harus kita lakukan dengan anak - anak?" tanya Tuan Hyun cemas.
"Mereka tidak punya pilihan selain harus menyelesaikannya sendiri. Untuk membawa Hong Joo kembali dari dunia itu mereka harus saling melindungi." jelas Taluipa.
Lee Yeo mendekati salah seorang kru film dan bertanya siapa yang menulis naskah. Kru itu mengatakan direktur yang menulisnya. Segera Lee Yeon menemui direktur film dan bertanya apakah dia Jang San Beom, saat direktur itu tidak menjawab Lee Yeon menghajarnya hingga babak belur. Direktur yang ketakutan mulai akan menjelaskan siapa Jang San Beom saat tubuhnya tiba - tiba gemetar.
Lee Rang memperhatikan benang sutra yang terlapisi darahnya dan mulai menarik benang tersebut saat benang bergerak.
"Rang, apa kau disana?" terdengar suara dari dalam almari.
"Lee Yeon." gumam Lee Rang dan berjalan mendekati almari.
"Lee Yeon. Kau bukan Lee Yeon kan?" tanya Lee Rang memastikan.
"Ini aku Lee Yeon. Tarik aku cepat. Mu Yeong telah diserang." ujar suara itu sambil mengulurkan tangan. Saat Lee Rang meminta dia untuk membuktikan dirinya memang Lee Yeon, suara itu berkata akan membelikannya naengmyeon. Lee Rang mengulurkan tangannya dengan ragu yang membuat tangan si suara menariknya ke dalam almari diikuti dengan tangan - tangan yang lain. Lee Rang berusaha melepaskan diri dan duduk terjatuh di lantai, tangan - tangan tersebut menghilang di balik almari yang kemudian menutup.
Lee Rang masih terduduk di lantai dan menggenggam erat gulungan benang sutra, di belakangnya tampak berdiri beberapa sosok orang berpakaian shaman. Lee Rang berdiri dan mengayunkan kapaknya ke ruangan kosong.
"Dimana kau?" teriak Lee Rang sambil melihat sekeliling. Para shaman mengeluarkan pisau.
Di Obok butik Yeo Hee sedang menyiapkan sandwich untuk Lee Rang saat Pengantin siput air menggodanya.
Pengantin siput air berpesan kepada Yeo Hee agar tidak kehilangan orang yang dicintai seperti dirinya kehilangan suaminya.
Mu Yeong berkeliling di lokasi syuting, saat bertemu dengan gadis kecil yang ditemuinya bersama Lee Yeon saat mereka baru tiba di dunia itu (lokasi syuting) Mu Yeong mengarahkan senjata kayu duduri padanya.
"Itu kau kan?" tuduh Mu Yeong.
"Apa?"
"jang San Beom."
"Apapun itu tapi itu bukan saya." gadis kecil membela diri.
"Didalam cerita seperti ini orang pertama yang kau temui adalah tersangka. Dan lagi popcorn yang kau makan... Itu yang dimakan Hong Joo saat permainan sudut." Mu Yeong menjelaskan panjang lebar.
"Salah satu staff disana memberikannya padaku." sanggah gadis kecil.
"Bohong!" Mu Yeong menyudutkannya.
"Aku tidak bohong." ujar si gadis menundukan kepalanya lalu berubah menjadi Hong Joo.
"Hong Joo." ujar Mu Yeong terkejut.
"Makhluk apa kau ini?" tanya Mu Yeong.
"Sejak dahulu kala mereka memanggilku peniru. Aku bisa menjadi apapun."
"Ba****an. Beraninya kau!" teriak Mu Yeong dan mulai menyerang sosok Hong Joo dengan kayu duduri. Dengan cepat Mu Yeong dipukul mundur oleh Hong Joo palsu.
"Mari bermain lagi. Ini adalah dunia yang kau ciptakan." kata Hong Joo palsu sembari melihat layar kamera. Disana terlihat Mu Yeong sedang menonton TV di sebuah kamar.
Mu Yeong melihat dirinya sendiri dari masa depan di dalam layar."Kau mati di era Joseon dan hidup kembali di masa depan tanpa keluarga dan teman." ujar Hong Joo palsu.
"Apakah ini disebut Televisi. Kau menirukan orang melalui itu, tangis dan senyum palsu." tambahnya.
"Tutup mulutmu."
"Kau sama sepertiku. Sama - sama monster."
"Tidak aku tidak sama denganmu."
"Kau yang memanggilku." Hong Joo Palsu aka Jang San Beom terus menyudutkan Mu Yeong.
"Wanita ini akan mati karenamu." ujarnya sambil menyayat lehernya dengan jari kuku.
"Tidak." teriak Mu Yeong putus asa.
"Kini tidak ada siapa - siapa disisimu. Kau akan berkeliaran di dunia kegelapan sama seperti saat menjadi batu." Hong Joo palsu mencengkeram kerah baju Mu Yeong. Disaat bersamaan Lee Yeon menusuk punggungnya dengan kayu duduri.
"Jangan menyiksa temanku dengan wajah itu." Lee Yeong tersenyum memperingatkan Hong Joo palsu.
Hong Joo yang tersungkur ke arah Mu Yeong tersenyum sinis dan menegakkan badannya.
"Apa ini. Kayu duduri tidak bisa melukaimu." kata Lee Yeon heran sambil melihat kayu duduri di tangannya.
"Kau tidak mengenal temanmu dengan baik." sindir Hong Joo palsu.
"Jangan mencemooh kita. Kau hanya seorang peniru yang ketakutan menunjukkan wajah aslimu. Jadi jangan berani..." ucap Lee Yeon marah.
Hong Joo palsu menyerangnya secara tiba - tiba membuatnya mundur beberapa langkah ke belakang.
"Masih arogan seperti biasanya Lee Yeon. Dewa gunung Baekdudaegan. Di satu titik aku ingin menjadi dirimu."
"Kau tidak akan pernah bisa bahkan sampai jutaan tahun. Kau hanyalah badut." Lee Yeon mencemooh Hong Joo palsu dan memberikan kode kepada Mu Yeong untuk mengambil kayu duduri. Mu Yeong melompat untuk mengambil kayu dudurinya. Melihat Mu Yeong menggenggam kayu duduri, Hong Joo palsu melepaskan cengkeramannya terhadap Lee Yeon dan berkata.
"Aku beri waktu kau 1 jam. Cobalah untuk menyelamatkan wanita ini jika bisa."
"Kalian bukan Dewa di dunia ini. Akulah dewanya..."
Mendengar ucapan Hong Joo palsu, Lee Yeon dan Mu Yeong bergerak untuk menyerangnya, saat itu Hong Joo menekan remote control. Lee Yeon dan Mu Yeong menghilang.
Lee Yeon dan Mu Yeong berada di Gyeongseong. Ada stop watch digital dengan setting waktu 1 jam.
"Apa ini?"
"Setting berubah ke Gyeongseong."
"Waktu tersisa 1 jam, kita harus menemukan Hong Joo tepat waktu." kata Mu Yeong.
"Bagaimana kau menemukan si bre***ek itu?" tanya Lee Yeon.
"Popcorn yang dimakan Hong Joo."
"Apa dia mengatakan hal lain?"
"Dia bisa melihat ingatan kita."
"Jadi panggung ini dibuat berdasarkan ingatanku." kata Lee Yeon dan melihat sekeliling.
"Karena kau dan Hong Joo belum pernah ke masa depan. Tetapi Mu Yeong, kenapa duduriku tidak bisa melukai Jang San Beom?" tanya Lee Yeon.
"Entahlah. Mungkin karena itu bukan tubuh yang sebenarnya." jelas Mu Yeong menghindari tatapan Lee Yeon.
Muncul sekelompok orang yang berpenampilan seperti gangster. Anggota gangster mulai mengelilingi Lee Yeon dan Mu Yeong, kedua kubu mulai terlibat perkelahian. Saat anggota gang dikalahkan Lee Yeon dan Mu Yeong, pimpinan gang bergerak.Mu Yeon terlebih dahulu melawan si pimpinan geng dan dikalahkan. Kemudian Lee Yeon melawan pemimpin geng yang juga berakhir dengan kekalahan Lee Yeon.Lee Yeon dan Mu Yeong bergerak bersama untuk menyerang pemimpin geng tetapi tidak berhasil. Keduanya tersungkur di tanah dan memegangi pipi mereka. Saat itu si pemimpin geng memulai iklan asuransi gigi.
Lee Rang diserang para wanita shaman, karena Lee Rang tidak bisa melihat mereka posisinya tidak menguntungkan. Disaat Lee Rang berteriak marah benang mulai bergerak kemudian terdengar suara anak buahnya minta diselamatkan. Lee Rang melihat melalui lubang kecil untuk memastikan siapa pemilik suara sebenarnya. Suara tersebut meminta Lee Rang memutus benang yang melilit lehernya, tetapi Lee Rang tidak melakukannya karena tidak percaya bahwa dia adalah anak buahnya. Lee Rang melihat mata berdarah dan mulai mengayunkan kapaknya.
Terdengar suara yang memerintahkan Lee Rang untuk melepaskan gulungan benang sutra.
"Rang, lepaskan benangnya."
"Kau harus melepaskannya untuk bertahan hidup. Lee Yeon hanya memanfaatkanmu hanya untuk mencampakkanmu lagi. Potong benang sutranya." perintah suara itu.
"Hentikan !" teriak Lee Rang sambil mengayunkan kapaknya kesana - kemari.
Lee Rang terluka hingga mengeluarkan darah dari mulutnya tetapi dia tetap menggenggam erat gulungan benang sutra.
Dia mengingat kembali masa kecilnya saat Lee Yeon menghampirinya di hutan. Lee Rang kecil diburu makhluk buas di hutan dan diselamatkan Lee Yeon, Lee Rang juga mengikuti Lee Yeon dan menggenggam tangan kakaknya. Saat itu Lee Rang merasakan kehangatan genggaman Lee Yeon. Itulah alasan Lee Rang tidak bisa melepaskan gulungan benang sutra.
Lee Rang memegang erat gulungan benang dan berkata bahwa dia tidak akan pernah melepaskannya, yang membuatnya diserang para shaman. Lee Yeon dan Mu Yeong berada di set talk show. Muncul pembawa acara show yang mirip kakak Mu Yeong.
Pembawa acara itu menyapa keduanya dengan senyum ramah.
Saat Mu Yeong melihatnya dan mengira bahwa dia adalah kakaknya yang sudah meninggal, Le Yeon mengingatkan Mu Yeon bahwa dia bukan kakaknya. Mu Yeong mulai emosi dan hendak membunuhnya yang dihalangi oleh Lee Yeon. Pembawa acara itu mulai memprovokasi Mu Yeong menggunakan Hong Joo, Lee Yeon menenangkannya dan mengingatkan Mu Yeong bahwa waktu mereka terbatas. Mu Yeong menuruti Lee Yeon dan keduanya memulai talk show. Pembawa acara mulai dengan pertanyaan yang memprovokasi pertengkaran Mu Yeong dan Le Yeon."Kaliankan teman baik, tetapi kenapa kau membunuh kakaknya?" tanyanya kepada Lee Yeon.
"Karena kita berjanji untuk saling melindungi. Itu satu - satunya cara aku bisa mlindungimu hari itu." Lee Yeon mengarahkan tubuhnya ke arah Mu Yeong dan menatapnya lekat - lekat. Mu Yeong menatap Lee Yeon dengan tajam.
Mu Yeong sampai di sebuah hutan dimana banyak orang terluka dan mati. Ditubuh Lee Yeon menancap sebuah pedang yang dihunuskan oleh kakak Mu Yeong. Kakak Mu Yeong mancabut pedangnya dan beralih menghadap Mu Yeong.Kakak Mu Yeong menghampiri adiknya dn mulai mengayunkan pedangnya ke arah Mu Yeong. Mu Yeong hanya bisa melihat kakaknya dengan mata terbelalak. Saat pedang hendak menebas Mu Yeong, Lee Yeon menusuk kakak Mu Yeong dari belakang dan segera menarik kembali pedangnya. Mu Yeong merasa ada yang salah dengan kakaknya meminta Lee Yeon untuk tidak membunuh kakaknya.
"Tolong, jangan bunuh dia." Mu Yeong memohon, saat itu kakak Mu Yeong kembali mengayunkan pedangnya untuk membunuh Mu Yeong yang membuat Lee Yeon menebasnya sebelum Mu Yeong terluka. Mu Yeong yang melihat kakaknya jatuh terkulai menatap Lee Yeon, Lee Yeon menatap Mu Yeong dan menggelengkan kepalanya.
Di lokasi syuting, Mu Yeong masih menatap Lee Yon dengan tajam. Waktu pembawa acara bertanya apakah dia setuju dengan tindakan Lee Yeon, Mu Yeong menjawab."Aku tidak setuju."
"Mengapa, kakakmu mencoba membunuhmu." kata pembawa acara.
"Dasar ber***al. Beraninya kau berkomentar tentang kakakku." Mu Yeong terprovokasi oleh pembawa acara dan berdiri dari duduknya.
"Hentikan." cegah Lee Yeon.
"Ini semua karenamu!" Mu Yeong membentak Lee Yeon.
"Aku memintamu memberinya kesempatan, dia pasti punya alasan tapi kau tidak percaya padaku." Ucap Mu Yeong marah. Mendengar perkataan Mu Yeong, si pembawa acara tertawa. Lee Yeon membalikan badan untuk melihat pembawa acara yang tertawa, memikirkan sesuatu dan berkata kepada Mu Yeong.
"Ini dia, yang dia inginkan dari kita."
"Apa?" tanya Mu Yeong tidak mengerti.
"Maksudku pertunjukkan bodoh ini. Dia sengaja membuat kita berkelahi sendiri. Mu Yeong dia takut kepada Dewa Gunung."
"Ayolah, aku meragukannya." ujar pembawa acara.
Lee Yeon mendekatinya dan berkata.
"Kau jangan ikut campur."
Lee Yeon berjalan ke arah kamera dan mulai memprovokasi Jang San Beom.
"Hei, kau melihatku bukan. Kita membuatmu merasa rendah diri. Kita adalah Dewa Gunung dan kau tidak akan pernah bisa mencapai posisi ini. Malaikat maut datang untuk menggorok lehermu. Bersiaplah." ujar Lee Yeon di depan kamera. Seorang pria yang berdiri di sebelah sutradara terpengaruh oleh provokasi Lee Yeon. Pria itu menekan tombol remote untuk mengganti chanel yang dia sembunyikan di belakang tubuhnya.
Lee Rang diserang sekelompok wanita berbaju Shaman, dan terdengar suara yang terus meminta Lee Rang melepaskan benang digenggamannya."Diam kau!" teriak Lee Rang sembari terus mengayunkan kapaknya kesana - kemari.
"Apa kau di dalam. Ini aku Yeo Hee." terdengar suara dari luar ruangan.
"Omong kosong. Kau pikir aku akan percaya padamu." maki Lee Rang yang ragu bahwa pemilik suara adalah Yeo Hee.
"Aku membuatkan camilan malam untukmu." ucap suara itu lagi.
"Camilan atau apapun itu enyahlah!!" Lee Rang berteriak, para wanita shaman mencekik lehernya dan mengarahkan pisau padanya. Yeo Hee menunggu Lee Rang di depan pintu dengan membawa sebuah keranjang makanan.
"Masuklah. Aku menunggumu." sebuah suara menirukan suara Lee Rang.
"Jangan masuk. Itu bukan suaraku." teriak Lee Rang memperingatkan Yeo Hee.
"Aku bilang padamu untuk masuk." suara itu mendesak Yeo Hee.
"Jangan masuk. Kalau kau melakukannya aku akan membunuhmu...!" teriak Lee Rang. Mendengar suara Lee Rang Yeo Hee tampak bingung lalu berkata.
"Aku akan masuk."
Lee Rang mendorong para wanita yang menyerangnya dan berjongkok di lantai.
"Aku tidak membutuhkanmu. kumohon pergilah!" teriaknya putus asa.
Mendengar itu Yeo Hee membuka pintu dan menerobos masuk, dia menghampiri Lee Rang dan mangkupkan kedua tangannya ke telinga Lee Rang. Yeo Hee mulai berteriak sekuat tenaga yang membuat para wanita shaman terpelanting.
Cermin dan gelas di ruangan pecah dan para wanita shaman menghilang diselimuti asap tebal. Setelah melihat mereka menghilang, Yeo Hee memeriksa tubuh Lee Rang yang penuh luka.
"Apa kau baik - baik saja?" tanyanya cemas. Lee Rang memperhatikan benang yang digenggamnya, lapisan darah yang meliputi benang itu perlahan menghilang. Warna benang kembali seperti semula.
Lee Rang dan Yeo Hee berdiri berhadapan."Aku sudah bilang padamu untuk tidak masuk." kata Lee Rang.
"Aku sudah berjanji. Kau ingat. AKu berjanji untuk melindungimu." jawab Yeo Hee.
"Aku jadi punya hutang yang tidak perlu padamu."
"Kali ini kau harus langsung membayar hutangmu."ujar Yeo Hee.
"Bagaimana caranya?" tanya Lee Rang.
Yeo Hee menatap Lee Rang dan mendekat, meletakkan kedua tangannya di bahu Lee Rang dan bermaksud menciumnya. Lee Rang memalingkan wajahnya menjauhi Yeo Hee.
melihat reaksi Lee Rang Yeo Hee membalikan badannya dengan sedih. Lee Rang meraih pipi Yeo Hee dan menciumnya.Mu Yeong berada di set syuting dan seseorang menghunuskan pedang ke lehernya. Dia melirik ke belakang dan Lee Yeon berdiri di belakangnya sambil menghunuskan pedang.
"Ada satu hal. Kupikir Jang San Beom mengintip kepalaku untuk membuat pertunjukan TV ini. Tetapi aku suka komedi romantis, jadi aku tidak pernah menonton pertunjukan legenda masa kerajaan." kata Lee Yeon.
"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Mu Yeong.
"Bisakah aku mempercayaimu?" tanya Lee Yeon.
"Jika kau tidak bisa mempercayaiku, potong leherku." Mu Yeong menghadap Lee Yeon dan maju satu langkah hingga pedang Lee Yeon menggores lehernya.
"Kau akan mati sia - sia di sini?" jawab Lee Yeon.
"Sebagai gantinya selamatkan Hong Joo apapun caranya. Hidupku tidak ada artinya."
Mendengar ucapan Mu Yeong, Le Yeon tersenyum dan menurunkan pedangnya.
"Apa yang ingin kau pastikan?" tanya Mu Yeong
"Jika kau adalah Mu Yeong yang kukenal."
"Jadi apa kau sudah mendapatkan jawabannya?"
"Ya, kau merendahkan hidupmu untuk menyelamatkan Hong Joo. Seperti Mu Yeong yang kukenal. Apapun aku bagimu, aku tidak berniat untuk menyerah atas kalian berdua."
"Ada satu saat dahulu dimana aku ingin mendengar kata - kata itu darimu."
Mu Yeong berbalik dan hendak pergi ketika dia menemukan popcorn yang berjatuhan di tanah, Mu Yeong memungutnya.
"Disini juga ada popcorn." kata Mu Yeong.
"Tidakkah ini terlalu Hansel dan Gretel?" tanya Lee Yeon.
"Bagaimana jika Hong Joo yang meninggalkannya?"
"Kalau begitu ayo pergi, siapa yang peduli jika kali ini muncul penyihir."
Keduanya bergerak untuk mencari Hong Joo.
Hong Joo memakai pakaian pengantin tradisional Korea. Ketika berada di ruang ganti Jang San Beom datang menemuinya dan berbisik.
"Saat upacara pernikahan selesai kau akan menjadi pengantinku selamanya."
Upacara pernikahan Hong Joo dan Jang San Beom dilaksanakan dan diakhiri dengan Hong Joo minum teh dari cangkir yang sebelumnya digunakan Jang San Beom.
Lee Yeon dan Mu Yeong terus mencari Hong Joo dan tiba di depan sebuah pintu dengan jam digital. Waktu mereka tersisa 14 menit. Tanpa membuang waktu mereka membuka pintu dan menemukan Hong Joo di dalamnya. Mu Yeong segera mendekati Hong Joo, Lee Yeon mengikutinya dari belakang. Pada saat Mu Yeong tepat berada di hadapannya, Hong Jo menggores lengannya dengan pedang. Lee Yeon menghalangi Hong Joo dan mencoba membuatnya sadar saat Mu Yeong berkata tatapan mata Hong Joo kosong. Saat itu Jang San Beom muncul dan mengumumkan bahwa dia telah menikahi Hong Joo dan Hong Joo akan menjadi pengantinnya selamanya.
Mendengar perkataan Jang San Beom, Mu Yeong marah dan mulai menyerangnya tetapi dihalangi oleh Hong Joo. Jang San Beom tertawa melihat kejadian di hadapannya dan mulai memprovokasi Lee Yeon dan Mu Yeong. Saat Jang San Beom mengatakan bahwa mereka akan terjebak di dunia itu selamanya, Lee Yeon menjawab bahwa dia akan pulang karena sudah berjanji akan makan naengmyeon bersama adiknya. Lee Yeon mengeluarkan pedangnya dan menyuruh Mu Yeong melakukan hal yang sama. Setelah ragu sejenak Mu Yeong pun mengeluarkan pedangnya dan perkelahian antara Lee Yeon, Mu Yeong dan Hong Joo tidak bisa dihindari.
Hong Joo teringat kembali saat mereka bertiga kecil berlatih pedang bersama dan berjanji akan saling melindungi.Hong Joo terus menyerang kedua temannya dengan brutal, sesekali ingatan masa kecil mereka muncul. Namun itu tidak menghentikan Hong Joo untuk mengayunkan pedangnya ke arah Lee Yeon dan Mu Yeong.
Pada satu kesempatan Mu Yeong berhasil mengarahkan pedangnya ke wajah Hong Joo, tetapi Mu Yeong tidak bisa melukai Hong Joo dan menurunkan pedangnya. Hong Joo langsung menusuk dada Mu Yeong dengan pedangnya, Mu Yeong menatapnya dengan sedih dan berkata.
"Aku datang untukmu. Aku hidup berkatmu Hong Joo a." ucap Mu Yeong, tangannya berusaha meraih wajah Hong Joo yang membuat Hong Joo menusukan pedangnya yang lebih dalam.
Lee Yeon memegang pedang Hong Joo dengan tangannya.
"Hentikan Hong Joo. Kumohon hentikan. Kembalilah bersama kami." Lee Yeon mengulurkan tangan yang bebas ke arah Hong Joo. Hong Joo memandang Lee Yeon dan Mu Yeong secara bergantian kemudian kembali memandang tangan Lee Yeon yang terulur padanya, dia mencabut pedang dan menjatuhkannya. Hong Joo kembali menatap tangan Lee Yeon dan menyambutnya. Kemudian Hong Joo mencengkeram tangan Lee Yeon dengan kuat dan mulai mencekik Lee Yeon dan Mu Yeong.
Jang San Beom tertawa melihat bagaiman Hong Joo menyiksa dua temannya.
"Segera habisi mereka." perintah Jang San Beom.
'Apakah aku akan mati di tempat buruk seperti ini. Terlebih di ditangan sahabatku sendiri.' Lee Yeon berkata dalam hati.
"Aku tidak takut mati di tanganmu. Bahkan jika aku mati kau harus tetap hidup Hong Joo. Kau harus bertahan agar bisa kembali ke tempatmu yang semestinya." ujar Mu Yeong, dia menyelipkan sesuatu ke genggaman Hong Joo. Hong Joo melepaskan Mu Yeong dan melihat potongan sisir, dia teringat masa lalu saat Lee Yeon membagikan potongan sisir kepada mereka bertiga.
Hong Joo melepaskan Lee Yeon, segera Lee Yeon berdiri dan berkata kepada Hong Joo,
"Tidak seperti Mu Yeong, aku tidak berniat mati ditanganmu."
Mendengar ucapan Lee Yeon Hong Joo mulai mengamuk dan menyerang Lee Yeon. Lee Yeon memeluknya dari belakang.
"Kembalilah Hong Joo. Kembalilah kepada kita." ucap Lee Yeon.
"Mari pergi bersama seperti biasanya. Kita bertiga bersama - sama." Hong Joo meneteskan air mata mendengar ucapan Lee Yeon.
"Hei, jangan membuat Hong Joo menangis." kata Mu Yeong saat melihat air mata Hong Joo.
Ucapan Mu Yeong membuat Hong Joo mengingat masa lalu mereka saat Mu Yeong mengatakan hal yang tentang 'Untuk tidak membuat Hong Joo menangis'.
"Sadarlah Ryu Hong Joo. Kembalilah bersama kita, OK." ajak Lee Yeon.
Hong Joo terus menatap Lee Yeon dengan mata berkaca - kaca, melihat hal itu Jang San Beom merasa kesal.
"Bunuh mereka berdua!" teriaknya kepada Hong Joo.
Hong Jo melihat ke arah Jang San Beom, menyingkirkan Lee Yeon dan pergi mengambil pedangnya.
Hong Joo melemparkan pedangnya ke depan, pedang itu melewati Lee Yeon dan Mu Yeong lalu meluncur dan menancap tepat di dada Jang San Beom. Jang San Beom terduduk di tanah dan bertanya tidak percaya pada apa yang dilakukan Hong Joo.
"Kau berani mempermainkanku seperti boneka." ujar Hong Joo mendekati Jang San Beom.
Jang San Beom kembali berdiri, kemudian berlari hendak menyerang Hong Joo. Mu Yeong menusuk Jang San Beom sebelum dia berhasil mencapai Hong Joo.
"Jangan mengganggunya." kata Mu Yeong. Jang San Bom marah dan berusaha menyerang Mu Yeong dengan terhuyung - huyung, saat itu Lee Yeon menusukan pedangnya ke punggung Jang San Beom yang membuat terduduk di tanah.
"Kita bertiga tidak pernah kalah saat berkumpul." ujar Lee Yeon.
Jang San Beom tewas, Lee Yeon menyuruh mereka bergegas.
Hong Joo masuk ke dalam sebuah ruangan dan keluar dengan membawa Eun Ho. Eun Ho bingung dengan apa yang terjadi dan berkata dia kehilangan kesadaran saat bermain game. Mu Yeong berkata akan membicarakan semuanya setelah mereka keluar dari tempat itu. Kemudia Mu Yeong dan Lee Yeon mengajak mereka pergi meninggalkan tempat itu.Yeo Hee dalam perjalanan kembali ke Obok Butik dengan hati riang. Sementara Shin Jo berlari menuju Myoyeongak untuk menyelamatkan Lee Rang (yang pastinya sudah terlambat). Di jalan dia bertemu tukang kereta dan menyewa kereta itu. Sesampainya di depan Myoyeongak dia menyadari bahwa penarik kereta adalah kelompok bandit yang telah merampoknya, Shin Jo pun berkelahi dengan si bandit yang tidak lain adalah anak buah Lee Rang.
Lee Yeon dan teman - temannya terus berlari mencari jalan pulang. Dia mengikuti arah benang sutra yang diikatkan LEe Rang padanya.Lee Rang yang berjaga di dalam ruangan merasakan ada pergerakan pada benang dan mulai menggulungnya."Datanglah sekarang." ucapnya tersenyum sambil terus menarik benang.
Benang mengarah ke sebuah pintu, Lee Yeon dan yang lain terus mengikutinya sampai ke pintu sebuah ruangan. Lee Yeon membuka pintu dan menyuruh Hong Joo dan Eun Ho masuk terlebih dahulu. Setelah para wanita masuk Lee Yeon hendak menyusul tapi mengurungkan niatnya saat dia tidak melihat Mu Yeong.
Lee Yeon mencari keberadaan Mu Yeong dan kehabisan waktu. Saat stopwatch menunjukkan 00:00:00 benang yang melilit jari Lee Yeon mulai menghilang.
Hong Joo dan Eun Ho berhasil kembali melalui almari, Lee Rang menyambut mereka dan mencari kakaknya yang tidak terlihat.
"Dimana Lee Yeon," Lee Rang bertanya kepada Hong Joo.
Hong Joo mencari Lee Yeon di dalam almari dan menemukan pintu ke dunia lain telah tertutup.
"Pintunya tertutup." jawab Hong Joo, yang membuat Lee Rang marah.
"Kau meninggalkan dia disana? Kenapa hanya kau yang keluar?"
"Kita pergi bersama. Kita tadi disana semua." jelas Hong Joo.
"Cheon Mu Yeong, ini perbuatannya. Dia sengaja melakukannya." kata Lee Rang.
"Tidak mungkin." Hong Joo tidak percaya.
Mu Yeong kembali ke tempat jasad Jang San Beom dan menusukan kayu duduri. Jasad Jang San Beom lenyap dan tinggal sebuah batu. Mu Yeong memungut batu itu.
"Jadi itu kau. Kau yang memanggil Jang San Beom." kata Lee Yeon.
"Aku membutuhkan ini. Intisari iblis ribuan tahun, ini seperti obat bagi tubuhku." jelas Mu Yeong, dia menyesap energi dari batu intisari iblis. Luka didadanya perlahan menghilang.
"Setidaknya aku mendapatkan tubuh normalku kembali Lee Yeon."
"Dan kau adalah topeng merah putih?"
"Ya itu aku, aku yang membawamu ke era ini. Aku yang berusaha membunuhmu dan adikmu berulang kali. Itu semua aku yang melakukan." jelas Mu Yeong.
"Aku berharap itu bukan kau."
"Aku kehilangan semuanya karenamu. Keluarga, teman, gunung yang kulindungiku bahkan diriku sendiri." Mu Yeong menyerang Lee Yeon.
"Aku tidak suka orang yang menyalahkan orang lain selama ribuan tahun."
"Lee Yeon kau tidak akan bisa pulang, kau tidak akan pernah menemui wanita yang kau cintai."
Lee Yeong marah dan mulai menyerang Mu Yeong. Mu Yeong membalas serangan Lee Yeon yang membuat Lee Yeon terjatuh. Saat itu Mu Yeong menghunuskan pedangnya dan berkata akan membunuh Lee Yeon. Pada saat Mu Yeong mengayunkan pedangnya untuk melukai Lee Yeon, pedang itu terpental ke arah sebaliknya."Dari awal terlihat ada yang salah denganmu, karena itu aku tau kau akan melakukan hal seperti ini." kata Lee Rang kepada Mu Yeong.
"Sudah kubilang untuk tidak percaya padanya." Lee Rang memarahi kakaknya.
"Aku baik - baik saja, tetapi kau dalam bahaya. Cepatlah keluar dari sini."
"Sentuh satu ujung jarinya dan aku akan membunuhmu." Lee Rang menggertak Mu Yeong.
"Apa yang bisa dilakukan rubah ekor sembilan campuran!" Mu Yeong mengejek Lee Rang.
"Jika kamu ingin membunuhnya kau harus membunuhku terlebih dahulu." ujar Lee Rang.
"Jangan berani kau menyentuh adikku." Lee Yeon memperingatkan Mu Yeong.
"Setelah kau memotong kakakku menjadi berkeping - keping kau berpura - pura menjadi saudara yang baik." cemooh Mu Yeong.
Mu Yeong dan Lee Rang mulai berkelahi, di tengah perkelahian Mu Yeong membisikan sesuatu kepada Lee Rang.Lee Rang memapah Lee Yeon pergi dari dunia Jang San Beom.
"Mengapa Mu Yeong pergi tanpa membunuhku? Itu kesempatan emas baginya. Apa yang dia katakan padamu?" tanya Lee Yeon.
"Omong kosong. Ayo pergi belikan aku naengmyeon." jawab Lee Rang.
"Apa kau segera berlari ke sini karena mengkhawatirkanku?" Lee Yeon menggoda adiknya.
"Cchh,,, jangan menggelikan." jawab Lee Rang.
"Adikku memang yang terbaik."
"Hei berhenti melakukan itu kau berat. Tidak bisakah kau berjalan dengan benar." Lee Rang mengomel.
Hong Joo menemui Mu Yeong, Mu Yeong meminta maaf atas apa yang menimpa Hong Joo dan mengaku bahwa dialah yang memanggil Jang San Beom. Mu Yeong juga menyampaikan niatnya untuk menghidupkan kembali kakaknya dan kemungkinan bahwa dia dan Lee Yeon akan saling membunuh. Mendengar pengakuan Mu Yeong, Hong Joo meminta sahabatnya untuk tetap tinggal disisinya. Tetapi Muyeong mengatakan kepada Hong Joo untuk tidak menggoyahkannya.
Shin Joo dan anak buah Lee Rang meributkan batas wilayah mereka di dalam kamar. Jae Yo masuk ke kamar dan melihat mereka berdua ribut bertanya apa yang mereka lakukan dikamarnya. Mereka menjawab Hong Joo yang menyuruh mereka. Jae Yo mengatakan kepada mereka untuk tidak berbicara dengannya dan pergi.
Ryuhei Kato mengunjungi penjara para iblis & siluman Joseon dan mendiskusikan perkembangan penelitian mereka dengan assistennya. Ryuhei juga bermaksud merekrut pembunuh bayaran. Pasangan rakun yang juga tawanan Ryuhei memohon untuk dikeluarkan dari sel.
Lee Yeon duduk di halaman Myoyeongak.
"Aku tidak akan memaafkanmu Cheon Mu Yeong." ujarnya memandangi potongan sisir di tangannya.
Lee Rang mengamatinya dari jauh dan mengingat apa yang dikatakan Mu Yeong padanya. Mu Yeong mengatakan padanya bahwa dia akan mati dalam waktu kurang dari 100 tahuun untu menyelamatkan Lee Yeon.
Lee Rang memandang kakaknya dengan tajam...........to be continue