Utusan Kepala Komisaris (Tim kepolisian Jongno) datang ke Myoyeongak untuk merebut bayi keberuntungan, yang mengakibatkan perkelahian antara Lee Yeon, Rang melawan gang Kepala Komisaris dan dimenangkan oleh Lee Yeon dan Rang.
Lee Yeon dan Rang mengumpulkan utusan Kepala Komisaris dan menghipnotis mereka agar melupakan kejadian di Myoyeongak (perkelahian Lee Yeon & Rang vs pasukan Jenderal).
Ryu Hong Joo berhasil menemukan Lee Yeon dari Era itu yang merupakan seorang pecandu opium dan terpuruk karena kematian kesasihnya yang seorang manusia. Ryu Hong Joo yang melihat kondisi Lee Yeon yang menyedihkan terlihat marah dan beranjak pergi meninggalkan Lee Yeon,
"Tunggu. Kumohon jangan pergi. Aku merindukanmu. Aku begitu merindukanmu sampai hampir gila. Jangan pernah tinggalkan aku lagi.... Ah Eum." Lee Yeon berkata sambil memeluk Hong Joo dari belakang.
Hong Joo yang awalnya tertegun mengira Lee Yeon menyampaikan itu padanya merasa kesal dan mendorong Lee Yeon kembali ke tempat tidurnya. (agak tidak yakin itu tempat tidur atau kursi panjang)
Hong Joo berkata bahwa Mu Young telah kembali, dan menceritakan masa lalu mereka. Saat mereka berlari Hong Joo selalu tinggal di belakang dan melihat punggung Lee Yeon, selalu melihat Lee Yeon menjauh.
Saat Lee Yeon menyadari bahwa orang di hadapannya adalah Hong Joo, Hong Joo meraih sebuah vas, dengan air mata yang menetes dia memukulkannya ke kepala Lee Yeon sembari berkata, "Selamat tidur, Yeon tahun 1938." dan berlalu pergi.
Goo Shin Jo bertemu dengan Sunwoo Eun Ho dan terlibat dalam perdebatan. Sunwoo Eun Ho yang seorang aktifis kemerdekaan menyuruh Shin Jo untuk melepas kemeja yang dia pakai (kemeja itu berisi informasi rahasia tim aktifis kemerdekaan). Shin Jo yang tidak mengetahui situasi sebenarnya menolak permintaan Eun Ho. Eun Ho pun tidak kehilangan akal dan berusaha memeras Shin Jo dengan fakta bahwa Shin Jo pernah merampok rumah keluarga Eun Ho. Diakhir perdebatan Eun Ho berhasil meyakinkan Shin Jo untuk mengembalikan barang curiannya.
Di Area Myoyeongak Lee Yeon dan Lee Rang membahas kenapa Kepala Komisaris menginginkan Mi Ho (nama bayi keberuntungan). Lee Rang mulai menunjukkan kemampuan Mi Ho menebak uang logam
yang digenggam Lee Rang di tangan mana. Mi Ho selalu sukses memilih sisi yang benar.
"Bagaimana bisa? Tebakannya selalu benar?" tanya Lee Yeon
"Katanya bayi yang dibuang membawa keberuntungan, tapi bakat bayi ini memang berjudi", jawab Lee Rang
"Kau akan menjadikanku kaya raya kan?" tanya Lee Rang kepada si bayi.
"Sebentar kekayaan dan keberuntungan...", Lee Yeon berkata
"Apakah dia dewi keberuntungan ?" "Katanya dewi keberuntungan bisa memilih mau bersarang dimana. Kita sudah berusaha memindahkannya tapi dia tetap kembali." Lee Yeon menjelaskan panjang lebar.
"Biasanya mereka bersarang di bawah tanah menjadi ular atau katak tak berwajah." Lee Rang menambahkan penjelasan kakaknya. "Jadi kau siapa? beri tahu aku dong." Lee Rang berkata sembari memegang tangan si bayi.
Lee Yeon mulai mempertanyakan keselamatan bayi keberuntungan jika terus bersama Lee Yeon dan Lee Rang, karena Kepala Komisaris dan Topeng Merah Putih yang mengejar bayi keberuntungan dan Lee Yeon.
Para gisaeng Myoyeongak menceritakan kedatangan pasukan kepolisian Jongno untuk mengambil bayi Mi Ho kepada rekannya Mae Hwa, dan bagaimana mereka dijadikan sandera oleh pasukan kepolisian Jongno.
Sementara itu di markas Kepala Komisaris, pasukan kepolisian Jongno berkumpul melaporkan kegagalan mereka membawa bayi Mi Ho. Mereka bercerita bahwa mereka bertemu seekor harimau besar yang menyerang mereka dan bayi Mi Ho yang menolak ikut bersama mereka. Kepala Komisaris tidak mempercayai cerita anak buahnya dan memeriksa mata salah satu anak buahnya. Dia menyimpulkan bahwa anak buahnya dirasuki sesuatu (hipnotis Lee Yeon). Pada saat itu assistennya muncul dan melapor bahwa bayi Mi Ho ada di Myoyeongak. Kepala Komisaris hendak pergi membawa bayi Mi Ho tetapi dicegah oleh assisten yang mengatakan dia tidak boleh ke Myoyeongak untuk menyembunyikan identitasnya.
Hong Joo dan assistennya berada di dalam bar kereta mendiskusikan Lee Yeon dan Mu Young.
"Kau mau memihak siapa Bu, Tuan Lee Yeon atau Tuan Mu Young ?" tanya assisten
"Entahlah, keduanya adalah satu - satunya temanku. Mereka akan mulai berperang." jawan Hong Joo
"Sebaiknya jangan ikut campur. Siapa pun yang Anda bela pada akhirnya Andalah yang akan terluka."
"Tidak, akulah yang harus melukai mereka. Mungkin aku memang harus membunuh salah satu dari mereka."
Disebuah desa Kepala Komisaris bersama pasukannya melakukan pembantaian pada warga sipil yang menerima emas dari orang misterius.
Shin Jo dan Eun Ho datang ke Myoyengak, melihat Shin Jo yang tidak memakai kemeja Lee Yeon berkata'"Kau keluar sambil telanjang dada, menggelikan sekali." cemoohnya
"Lihat siapa yang kubawa." ujar Shin Jo mengabaikan perkataan Lee Yeon
"Kalian bekerja sama?" sela Eun Ho
"Kenapa kau membawa korban kita kemari?"
"Aku tertangkap, tapi kami sudah berbaikan" pembelaan Shin Jo
"Kukira kau seorang detektif. Detektif juga suka mencuri?" serang Eun Ho
"Saat itu situasinya mendesak. Kuharap kau bisa memakluminya." jelas Lee Yeon
"Kau sama sekali tidak menyesal?" Eun Ho kembali menyerang Lee Yeon dengan kata - kata
"Aku pernah menyelamatkanmu." Lee Yeon tidak mau mengalah. Shin Jo menengahi mereka dan berakhir dengan Eun Ho meminta perhiasannya dikembalikan.
Dalam perjalanan Shin Jo mengambil perhiasan Eun Ho yang mereka curi, Lee Yeon mengikutinya dan menjelaskan situasi mereka.
"Jangan kembalikan penggaris emas itu. Dan Polisi sedang mencari Mi Ho sekarang."
"Ok. Percayalah padanya, dia pejuang kemerdekaan."
Eun Ho melihat bayi Mi Ho yang dijaga Lee Rang dan berkata,
"Pencuri juga membesarkan anak. Atau anak itu curian?" tanyanya
"Kau andal dalam bela diri?" Lee Rang berkata sambil melangkah mendekati Eun Ho.
"Apa kaitannya?" tanya Eun Ho bingung.
"Jadi jangan cari gara - gara, aku bisa membantaimu."
"Apa katamu, berandal?" Eun Ho terprovokasi oleh Lee Rang. Pada saat itu Shin Jo datang membawa perhiasan Eun Ho dan mengatakan bahwa penggaris emasnya hilang.
Hong Joo keluar dari stasiun dan ada sebuah mobil dan 2 (dua) orang anak buah Kepala Komisaris yang menghampirinya, merasa bosnya ada dalam bahaya assisten berusaha mengeluarkan pedangnya yang dihalangi oleh Hong Joo. Seorang anak buah Kepala Komisaris yang menghamipinya berkata bahwa sang Kepala Komisaris mencarinya. Hong Joo mengikuti pria itu dan masuk ke dalam mobil.
Shin Jo duduk memegang erat sebuah tas dan terlihat menunggu seseorang. Dia teringat kembali percakapannya dengan Eun Ho.
"Mengapa harus gerakan kemerdekaan? Dengan kekayaan sebanyak ini kau bisa berbelanja dan main golf semaumu."
"Awalnya aku menyelidiki kematian kakakku, lalu jiwa patriotismeku ingin membalas pengkhianatan ayahku. Akhirnya aku punya sekutu dan mendengar kabar kematian mereka hampir tiap hari. Bahkan dengan kekayaan sebanyak ini aku masih berhutang, karena aku belum mati."
"Kenapa kau memilihku?"
"Aku dalam pengawasan karena kondisi keluargaku. Dan kau punya rahasia." kata Eun Ho sambil membuka pamflet pencarian bayi Mi Ho dengan hadiah 10.000 won. Shin Jo pun menyetujui tawaran Eun Ho untuk bergabung dengan pasukan kemerdekaan.
"Kepolisisan Gyeongseong malam ini. Akan ada yang datang membawa krisantium putih. Karena aku sudah dirampok kita danai saja peti perang kita." Eun Ho menyematkan sebuah perhiasan ke tangan Shin Joo.
Shin Joo bertemu dengan orang yang sesuai deskripsi Eun Ho dan berhasil bertukar tas dengan orang itu.
Hong Joo telah bertemu dengan Kepala Komisaris, Ryuhei Kato. Tanpa basa - basi Kepala Komisaris menyatakan niatnya agar Hong Joo membawa bayi Mi Ho kepadanya. Dia mengalihkan perhatian Hong Joo dengan kata - kata saat assistennya tiba - tiba muncul dan menggores lengan Hong Joo dengan pedang. Luka di lengan Hong Joo mengering dengan cepat. Kepala Komisaris dan assistennya berusaha mengancam Hong Joo menggunakan identitas Hong Joo yang bukan manusia tetapi itu tidak berhasil. Duo licik Kepala Komisaris dan assistennya menggunakan senjata terakhir mereka untuk menekan Hong Joo, mereka menyandera salah satu Gisaeng Myeoyongak 'Nan Cho'.

Hong Joo menyelinap ke kamar Lee Yeon, Lee Rang dan Shin Jo dan mengendong bayi Mi Ho, dia membawa bayi Mi Ho naik mobil bersama assistennya.
Di Myoyeongak semua orang bingung mencari bayi Mi Ho, para Gisaeng yang juga tidak melihat kemana perginya bayi Mi Ho mengatakan bahwa Nan Cho juga belum kembali dari pemandian sejak siang. Lee Yeon memegang kerah kemeja assisten Hong Joo dan bertanya dimana bayi Mi Ho. Si assisten menjelaskan mereka (Lee Yeon cs) harus menemukan Nan Cho untuk bisa menemukan bayi Mi Ho. Lee Yeon emosi dan hendak memukul assisten yang segera dihentikan Shin Jo.

Assisten Kepala Komisaris memberi perintah untuk memindahkan Nan Cho kepada anak buahnya. Lalu dia membawa bayi Mi Ho menemui tawanan mereka (pria wortel). Dia mengarahkan pistol ke arah bayi Mi Ho untuk mengancam si pria wortel dan menyuruh pria wortel menunjukkan letak emas pada peta. Si pria wortel tidak bergeming dengan ancaman assisten. Hong Jo meyakinkan pria wortel bahwa bayi Mi Ho dirawat dengan baik dan dicintai oleh orang - orang yang merawatnya. Dan memberikan informasi bahwa nyawa seseorang bergantung pada pria wortel. Mendengar penjelasan Hong Jo pria wortel pun menunjuk satu titik pada peta yang mengindikasikan letak emas. Bergegas anak buah Kepala Komisaris menandai posisi yang dimaksud pada peta. Assisten menyangkal karena itu bukan lokasi tambang tapi anak buah meyakinkan bahwa emas juga dapat ditemukan di sungai. Assisten pun memberi perintah untuk memastikannya.

Mae Hwa menemui kakaknya (anggota polisi Jongno) untuk menanyakan keberadaan Nan Cho. Sementara Lee Yeon dan Shin Jo berusaha mencari keberadaan Nan Cho, dengan mengelabui 2 petugas polisi mereka berhasil mendapatkan seragam polisi dan menyusup ke kantor polisi Jongno. Setelah melihat sekeliling Lee Yeon bertanya kepada Shin Jo.
"Hei, Apa kau bisa berbahasa Jepang?"
"Aku belajar di Akademi selama 6 bulan." jawab Shin Jo dengan percaya diri
"Begitukah?", lalu Shin Jo mengucapkan 1 kalimat dalam bahasa Jepang ketika Lee Yeon bertanya apa artinya Shin Jo menjawab
"Boleh minta pengembalian dana." mendengarnya Lee Yeon mengumpat dan dijawab oleh Shin Jo.
"Tenang saja. Setengahnya orang Korea."
Pada saat menaiki anak tangga mereka bertemu dengan seorang polisi senior yang menyapa mereka. Dengan kemampuan bahasa Jepang yang terbatas Shin Jo menjawab sapaan senior.
"Kalian orang Korea?"
"Ya pak", jawab Shin Jo dalam bahasa Jepang.
"Aku juga orang Korea." jelas si senior kemudian beralih memperhatikan Lee Yeon.
"Pernahkan kita berjumpa?" tanyanya sambil menatap wajah Lee Yeon.
"Oh itu, banyak yang bilang wajahku pasaran." jawab Lee Yeon.
"Wajahmu pasaran?" dia memperhatikan wajah Lee Yeon lebih dekat. Sebelum pergi si senior mengatakan pada Lee Yeon dan Shin Jo bahwa mereka harus mengikuti ritual anggota baru yaitu mencukur rambut. Setelah sedikit berdebat akhirnya diputuskan bahwa Lee Yeon yang akan mencukur rambut Shin Jo. Setelah si senior pergi Lee Yeon dan Shin Jo bergegas mencari keberadaan Nan Cho.
Anak buah Kepala Komisaris sibuk mencari emas di sungai. Hong Jo dan bayi Mi Ho ada disana sebagai jaminan. Kakak Mae Hwa yang juga anak buah Kepala Komisaris ditugaskan menjaga bayi Mi Ho.
"Astaga. Tidak disangka aku disini hanya untuk menjaga bayi." keluhnya.
"Apa kau yakin kau adalah kakak Mae Hwa?" tanya Hong Jo
"Kenapa ? Apa dia malu karena kakaknya menjual negaranya?"
"Padahal penghasilan polisi tidak besar tapi kau mengiriminya uang tiap bulan. Menyentuh sekali sampai aku tidak tahan." sindir Hong Jo.
"Hei cukup, kalau bukan karena dia bekerja ditempatmu aku akan mengerebek tempat itu setiap bulan."
"Andai kau bukan kakak Mae Hwa tempat ini sudah menjadi kuburanmu." balas Hong Jo.
Kakak Mae Hwa yang kalah berdebat dengan Hong Jo mengganti targetnya, kini dia berusaha mengganggu bayi Mi Ho yang membuat matanya dicolok oleh bayi Mi Ho. Bayi Mi Ho juga mengacungkan jari tengahnya ke arah kakak Mae Hwa yang memegang matanya yang kesakitan.
"Bahkan bayi saja bisa menilaimu." ujar Hong Jo.
Anak buah Kepala Komisaris berteriak tidak dapat menemukan emas di sungai. Assisten menodongkan pistol ke arah pria wortel. Pria wortel berdiri dan berjalan menuju sungai, dia mencicipi air sungai dari beberapa titik. Kemudian dia masuk ke dalam air sungai dan menyelam, beberapa saat kemudian dia muncul ke permukaan air. Memberikan barang yang dia genggam ke salah satu anak buah Kepala Komisaris. Anak buah itu berteriak "Ini emas...!!".

Bayi Mi Ho tertegun melihat kejadian itu.
Malam sebelum Hong Jo membawa bayi Mi Ho menemui Kepala Komisaris. Hong Jo hendak membawa bayi Mi Ho, namun membatalkan niatnya dan membangunkan Lee bersaudara (Lee Yeon dan Lee Rang). Hong Jo menceritakan tawaran Kepala Komisaris, termasuk penculikan Nan Cho. Mreka berdiskusi untuk mencari solusi apa yang harus dilakukan. Lee Yeon memerintahkan adiknya untuk menyamar menjadi bayi Mi Ho (alasan Lee Yeon, Lee Rang senang menyamar) yang sudah pasti ditolak oleh sang adik. Lee Yeon menyuruh adiknya bersabar hanya sampai mereka menemukan Nan Cho.
Lee Yeon dan Shin Jo berhasil meneukan Nan Cho dan berusaha mengeluarkannya dari kantor Kepolisisan Jongno.
Kakak Mae Hwa kembali dari melihat para penambang emas, dan mendapati bayi Mi Ho tidak ada di tempatnya. Dia mencari bayi Mi Ho dan bayi Mi Ho merangkak menjauhi keranjang bayinya.
"Kemana bayinya? Kau tak mengawasinya !"
"Kau mau kemana?" dia mengendong bayi Mi Ho
"Biar kugendong. Kau mau kemana sih?"
"Turunkan aku polisi sialan!" kata bayi Mi Ho (sekarang menjadi bayi Lee Rang karena ternyata dia adalah Lee Rang yang menyamar menjadi bayi Mi Ho)
"Kau bisa bicara?"
"Rahasia. Mendekatlah!" Kakak Mae Hwa menatap bayi Lee Rang dengan bingung, setelah melihat sekeliling dia mendekatkan wajahnya kepada bayi Lee Rang. Bayi Lee Rang mulai menggigitnya, kakak Mae Hwa mengerang kesakitan dan terjatuh. Hong Jo yang melihat kejadian itu bergegas membawa bayi Lee Rang dan mengembalikan si bayi ke tempatnya.
"Kendalikan amarahmu." bisik Hong Jo ke bayi Lee Rang
"Semua ini gara - gara kau."
Kakak Mae Hwa mengadukan bayi Lee Rang ke assisten yang ditanggapi kepala pekerja jika bayi memang begitu. Kakak Mae Hwa terus mengomel dan bilang bahwa bayi Lee Rang berbicara dengan lancar.
Assisten memerintahkan pria wortel untuk menandai semua area tambang emas. Dengan persetujuan Hong Jo, pria wortel menuruti perintah assisten. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Assisten menembak pria wortel.
"Belum saatnya. Harus menyelamatkan Nan Cho dulu." Hong Jo menenangkan Lee Rang agar tidak menyerang Assisten Kepala Komisaris. Hong Jo menunggu sinyal dari Lee Yeon.
Lee Yeon yang telah berhasil menyelamatkan Nan Cho segera mengirimkan sinyal ke Hong Jo. Melihat langit yang mendadak gelap Hong Jo berkata,
"Ini sinyal dari Lee Yeon, Nan Cho selamat."
Assisten memerintahkan kakak Mae Hwa untuk mengirimkan gulungan peta tambang emas kepada Kepala Komisaris.
Melihat kakak Mae Hwa yang pergi membawa peta lokasi tambang emas, Hong Jo ingin segera menyusul.
"Kalau sudah selesai saku pergi." katanya kepada Assisten Kepala Komisaris.
"Kau tidak ingin tau nasib si bayi?" jawab Assisten
"Aku tidak terlalu humanis, kau tau itu?" Hong Jo pun berbalik mengejar Kakak Mae Hwa.
"Beraninya wanita itu mengkhianatiku!" gerutu bayi Lee Rang.
"Maaf, tapi aku tak mau peta itu jatuh ke tangan mereka." ujar Hong Jo.
Assisten mengarahkan pistol ke bayi Lee Rang dan segera menembak bayi. Bayi Lee Rang melompat dari keranjang dan kembali ke wujud aslinya.
"Kukira aku akan sesak nafas memakai pakaian bayi."
"Siapa kau?" tanya Assisten
"Aku... Rubah ekor sembilan Joseon." Lee Rang tersenyum menjawab pertanyaan Assisten, keduanya mulai berduel. Pasukan Kepala Komisaris yang menyadari perkelahian keduanya mulai menghujani Lee Rang dengan tembakan. Melihat Lee Rang yang diserang banyak peluru, Hong Jo kembali dan menebas pasukan bersenjata dengan pedang raksasanya.
"Semuanya jangan bergerak. Majulah selangkah lagi kalau kalian mau ini jadi kuburan kalian." Hong Jo memperingatkan para pasukan.
Hong Jo berbalik ke arah Lee Rang dan berkata"Hei, adik ipar. Aku akan melindungimu, kau habisi saja dia."
Dalam perjalanan menjemput bayi Mi Ho di tempat Pengantin Siput Air, Lee Yeon berpapasan dengan Kepala Komisaris.
'Apa ini? Dia berbau darah.' pikir Lee Yeon
'Jadi ada iblis Joseon yang sekuat ini.' pikir Kepala komisaris
Lee Yeon dan Kepala Komisaris berbalik bersamaan.
"Apa lihat - lihat?" tegur Lee Yeon
"Siapa namamu?" tanya Kepala Komisaris
"Lee Yeon."
"Aku Ryuhei Kato. Ingat itu, kita akan berjumpa lagi." balasnya. Lee Yeon mendekati Ryuhei dan berkata
"Sebaiknya berhenti makan manusia kalau tak mau kepalamu copot." keduanya beradu tatapan tajam.
Pengantin siput air muncul dan menyapa Lee Yeon.
"Lee Yeon Nim."
"Jangan mendekat!" teriak Lee Yeon. Tanpa membuang kesempatan Ryuhei berlari ke arah pengantin siput air sembari menghunuskan pedangnya yang dengan cepat berhasil ditangkis Lee Yeon. Saat Lee Yeon terhuyung, Ryuhei pergi dan menghilang.
Di Myoyeongak para gisaeng termasuk Nan Cho mnyambut kedatangan Hong Jo. Nan Cho merasa bersalah karena membuat Hong Jo hampir kehilangan semuanya karena dirinya, Hong Jo menepuk lengan Nan Cho sebelum pergi.
Di luar pintu Myoyeongak pria wortel menunggu bayi Mi Ho dengan 3 penjaganya (Lee Yeon, Lee Rang & Shin Jo).
"Kau sudah kembali Nyonya." ujarnya setelah memberi salam.
"Jadi Mi Ho adalah..." Lee Yeon tidak meneruskan kata - katanya
"Dia adalah dewi keberuntungan." jawab pria wortel yang membuat Lee Yeon gang bingung.
"Dia bukan putrimu?" tanya Lee Rang
"Aku hanya mengada - ada. Karena sudah menjadi kewajibanku untuk melidunginya."
"Tapi kenapa harus menjadi bayi."
"Sebagai dewa yang mengendalikan hasrat, dia terlahir menjadi bayi yang paling murni, dan tak akan pernah menua." pria wortel memberi penjelasan kepada Lee Yeon gang.
"Kasihan sekali bayinya." protes Lee Rang
"Ini takdirnya sebagai dewa pribumi." timpal Lee Yeon
"Kemana tujuanmu selanjutnya?" Lee Yeon bertanya kepada pria wortel.
"Entahlah. Dialah yang akan memilih mau tinggal dimana dan memberkati siapa." jelas pria wortel.
"Sudah kumasukkan makanan bayi di tas." ujar Shin Jo. Sebelum Lee Yeon menyerahkan bayi Mi Ho kepada pria wortel, Shin Jo minta ijin untuk mengendong si bayi. Shin Jo menyampaikan kalimat perpisahan dan mulai terisak saat Lee Yeon berkata, "Jangan berlebihan."
Lee Yeon menyampaikan salam perpisahan kepada bayi Mi Ho dan menyerahkannya kepada pria wortel. Sebelum menerima bayi Mi Ho pria wortel berkata kepada Lee Rang "Tuan Lee Rang, sampaikanlah sesuatu."
Lee Rang menolak. Begitu menggendong bayi Mi Ho, pria wortel mendekatkan telinganya ke bayi Mi Ho seolah berusaha mendengarkan perkataan bayi Mi Ho, lalu berkata.
"Katanya dia lebih memilih si bandit daripada si dokter.." yang disambut antusias oleh Lee Rang.
"Sudah kuduga. Jujur saja kau lumayan menyenangkan." ucap Lee Rang sambil tersenyum lebar.
Lalu pria wortel menyampaikan pesan bayi Mi Ho kepada Lee Yeon.
"Katanya kau akan bertemu orang yang kau tangisi. Tapi karena jalan takdirmu kau akan kehilangan arah."
"Apa maksudmu?" tanya Lee Yeon tidak mengerti.
Pria wortel menempelkan telapak tangannya ke tanda titik di dahi bayi Mi Ho.
"Coba gulungkan bajumu." katanya kepada Lee Yeon. Pria wortel memindahkan tanda titik pada dahi bayi Mi Ho ke pergelangan tangan Lee Yeon.
"Dia berharap ini akan membantumu menemukan arah." Setelah berpamitan pria wortel pun pergi membawa bayi Mi Ho.
Mu Young berkeliling mencari pegadaian iblis, dia bertemu dengan sepasang suami istri musuh Lee Yeon era Joseon dan berhasil mendapat informasi yang dia inginkan. Ketika melihat pengumuman yang dipasang oleh pasangan itu, Mu Young tiba - tiba merasa kesakitan.

Taluipa menemui Raja Lima Arah (Salah satu penjaga neraka gelapan). Mereka membahas siapa yang menghidupkan kembali Mu young. Menurut Taluipa, Raja nerakalah yang bisa melakukannya. Raja Lima Arah menyangkal pernyataan Taluipa dan mengataan bahwa ada satu orang lagi yang bisa membangkitkan Mu Young, Taluipa membantah pernyataan Raja Lima Arah berkata bahwa itu tidak mungkin. Raja Lima Arah menemui Mu Young dan berkata bahwa dialah pemilik pegadaian iblis yang Mu Young cari. Dan menebak identitas Mu Young, dia juga mengatakan bahwa Mu Young bukan dari Era saat itu.
"Jadi apa yang kau inginkan?" tanyanya
"Aku ingin mendapatkan tubuhku kembali." jawab Mu Young. Raja Lima Arah memeriksa tubuh Mu Young yang sebagian membatu. Mu Young berjanji akan melakukan apapun jika Raja Lima Arah bisa menyembuhkannya. Raja Lima Arah mengeluarkan sebuah kantong merah dan bertanya pda Mu Young apa yang bisa dia berikan sebagai ganti kantong merah tersebut.
Lee Yeon menemui Taluipa dan bertanya siapa Topeng Merah Putih, Taluipa berkata bahwa dia juga tidak mengetahuinya yang membuat Lee Yeon pergi dengan kesal. Suami Taluipa bertanya kenapa dia membohongi Lee Yeon. Taluipa menjawab karena si Topeng Merah Putih adalah Mu Young.
Jang Yeo Hee (Putri Duyung) sedang mencoba beberapa aksesoris didepan kaca saat Pengantin Siput Air datang dan bertanya apa dia akan berkencan lagi. Yeo Hee mengatakan kalau dia akan datang ke club dan menyuruhnya menyanyi sambil berdiri dengan kaki. Yeo Hee bertekad untuk membuat Lee Rang menyukainya.
Lee Rang yang sedang berkumpul dengan kakanya dan Shin Jo tiba - tiba berdiri dan pergi. Saat Lee Yeon bertanya mau kemana Shin Jo menjawab kalau Lee Rang akan berkencan. Lee Yeon dan Shin Jo pun diam - diam mengikuti Lee Rang.
Di club Lee Rang memberikan buket bunga kepada Yeo Hee dan menyaksikan dia bernyanyi di panggung. Lee Yeon dan Shin Jo mengamati Lee Rang dari belakang.
Tiba - tiba seorang wanita menghampiri Lee Rang dan duduk di sebelahnya. Wanita itu bercakap - cakap dengan Lee Rang dan tertawa, hal itu membuat Yeo Hee tidak senang. Yeo Hee yang marah mulai berteriak dan membuat bola lampu dan gelas pecah. Setelah menyadari apa yang dia lakukan, Yeo Hee turun dari panggung dan meninggalkan club.
Lee Rang menunggu Yeo Hee di luar club.
"Jadi begini akhir hubungan kita?" tanya Yeo Hee saat melihat Lee Rang.
"Kenapa kau berbohong?" tanya Lee Rang
"Maaf, kau pasti kecewa padaku. Tak kusangka aku melakukan itu." ucapnya kecewa
"Aku suka."
"Kau jauh lebih kuat dari dugaanku."
"Kekuatan bertarung?" tanya Yeo Hee bingung
"Ya, kau keren."
Saat itu Lee Rang menyadari Shin Jo dan Lee Yeon yang sedang mengintainya, dia mengajak Yeo Hee berlari untuk menghindari kakaknya. Saat Lee Rang dan Yeo Hee bersembunyi di dalam gang sempit, Lee Yeon dan Shin Jo berpura - pura kehilangan mereka. Setelah yakin bahwa kakaknya sudah pergi, Lee Rang mengantar Yeo Hee pulag sebelumnya mereka makan Naemyong.
Lee Yeon sedang melihat pecahan batu dan penggaris emas ketika ada suara seseorang memanggilnya. Dia keluar mencari sumber suara dan menemukan seseorang berdiri di halaman.
"Cheon Mu Young, Kaukah itu?" mata Lee Yeon membelalak melihat orang di hadapannya.
"Ya ini aku."
"Bagaimana kau...."
"Bisa selamat." Mu Young meneruskan pertanyaan Lee Yeon yang terpotong.
Lee Yeon berjalan ke arahnya dan memeluknya.
"Kau si Topeng Merah Putih?"
No comments:
Post a Comment